Surat Untuk Ibu

           Kamis, 05 Juni 2025


Teruntuk,

Ibuku Yang Paling Suka Marah-Marah

Bu, selamat ulang tahun, meskipun usiamu berakhir delapan tahun yang lalu, tetapi aku selalu menganggap usiamu bertambah seiring dengan bertambahnya usiaku karena bagiku ibu selalu hidup. Hidup di dalam diriku, di dalam darahku. Aku tahu, ibu tidak pernah pergi jauh, ibu selalu di hati kami. Kami mengenang semua cerita tentang ibu di beberapa waktu tanpa sadar, kami selalu mengenang ibu kapanpun memori kecil tentangmu terlintas. Bu, dulu aku masih putri kecil satu-satunya kesayanganmu, tapi sekarang aku sudah menginjak dewasa bu. Melewati hari-hari tanpa ibu nyatanya aku mampu, tapi memang tidak bisa dipungkiri kami semua rindu bu. Ibu tidak perlu takut dilupakan ya, ibu selalu ada di hati kami. Aku selalu tidak setuju dengan kata aku tidak punya ibu lagi, aku masih punya, tapi jauh tempatnya. 

Bu, aku rindu, rindu sekali, tapi mau bagaimana lagi, melihat sosokmu pun aku sudah tidak mampu, membayangkan wajahmu pun ingatanku sudah payah, mengingat suaramu pun aku sudah tidak bisa lagi bu. Satu-satunya cara yang kubisa hanya melihat ke cermin, menatap betapa senyumku sama dengan ibu dan itu cukup. Agaknya bu, semua kalimatmu dulu jadi kenyataan dalam hidupku, semuanya tanpa tapi. Bagaimana bisa ibu tahu semuanya sebelum pergi meninggalkan kami. Bagaimana ibu dulu bisa sekuat itu menanggung semuanya sendirian? Bagaimana bisa aku setangguh ibu? Maaf bu, dulu aku belum bisa memahamimu, menjadi satu-satunya teman wanitamu di rumah. Maafkan putrimu yang bahkan belum pernah membanggakan itu. Kabar baiknya, aku punya hubungan yang hangat dengan bapak bu, kami akrab, terkadang seperti teman, sahabat, saudara, ayah-anak, atau bahkan seorang kakak-adik. Kupikir, ibu tidak pernah salah memilihkan seorang bapak untukku. Selera ibu bagus, sungguh hahaha. Entah apa aku akan punya selera sebagus ibu ya nantinya? Kuharap ibu juga tidak lupa kami di sana, meski katanya semua orang yang pergi akan memikirkan amal ibadahnya dulu daripada apa yang ada di dunia. Ternyata hidup ya begitu saja bu, kurang lebih seperti ucapanmu, tapi bedanya, putrimu ingin menjalani kehidupan dengan lucu. Agaknya berbeda genre dengan kehidupan ibu yang dulu. Aku mengedepankan genre komedi di hidupku bu, kalau ibu mungkin melodrama saja ya haha. Baik-baik disana ya bu, nanti kami menyusul ke sana, semoga kita bisa bertemu lagi di tempat terbaik-Nya. Cita-citaku sekarang sudah berubah jauh bu, cita-citaku, ingin berkumpul di sana bersama-sama.


Tertanda Sayang,
Putrimu Yang Selalu Bikin Marah-Marah

   

Komentar

Postingan Populer