Namanya Layaknya Surga, Aku Mengaguminya

 

Namanya seperti surga tertinggi dalam agama Islam. Meskipun beberapa kali aku mengoloknya bahwa perilakunya tidak sejalan dengan nama pemberian orang tuanya itu, tetapi sebenarnya dalam hati kecil aku mengakui bahwa dia orang yang baik. Perawakannya yang tinggi dan tegap, senyumnya yang hangat, dan cara bicaranya yang penuh antusias membuatku menyadari bahwa aku jatuh hati. Aku tahu, hati kecilku ini jarang sekali bisa benar-benar terpukau meski baru pertama kali bertemu, terdengar murahan tetapi aku baru mengalaminya pertama kali ini. Berawal dari jumpa mata yang pertama di depan rumahnya dengan perasaan bertanya-tanya, aku tahu bahwa ada sesuatu yang lebih jauh dari sekedar menatap.

Lagi-lagi yang kusayangkan dari pertemuan pertama yang menarik itu, aku hanya tahu dia berasal dari universitas sebelah dan bahkan teman SMA dari teman kuliahku. Bertemu hanya sekali, hanya untuk mendaki, hanya saling mengikuti di salah satu sosial media, dan aku tidak tahu bagaimana caranya berinteraksi kembali dengannya. Rasanya pupus, harapan setengah-setengah untuk perasaan kagum itu. Bahkan aku berpikir mungkin yang kemarin adalah pertemuan pertama dan terakhir kalinya. Pada akhirnya, aku hanya bisa berharap dan berdoa mungkin suatu saat bertemu kembali atau menerima kenyataan bahwa itu yang terakhir kali. Hal yang paling terpenting dari pertemuan itu, aku tahu, masih ada banyak orang baik sepertinya yang akan membuatku tertarik dan jatuh hati lagi.

Uniknya, secara fisik dia mirip gambar yang aku buat sendiri di Januari 2023 yang lalu dan kami bertemu di Agustus 2024, entah kebetulan atau takdir. Ini semua sangat lucu untuk diabadikan.

Lucunya, hubungan ini tidak akan kemana-mana. Aku menyudahinya, itu hanya perasaan konyol semata. Rasa penasaran karena lubang di hatiku akan luka-luka di masa lalu masih sangat besar. Itu bukan takdir, itu hanya bagian dari kesalahanku memahami segala sesuatu dan terlalu menuruti perasaan.

Komentar

Postingan Populer