Tuhan dan Dunia Yang Lebih Jauh
Teruntuk, Tuhan Yang Paling Kucinta
Sampai detik ini, kala napas terus berhembus dan hati masih terus merasa apa-apa saja yang hadir dalam hidup. Aku kini meyakini dengan pasti, apapun yang terjadi beriringan dengan alasan di baliknya. Kehidupan perantauan yang sebelumnya tidak pernah aku bayangkan karena merasa takdir menjebakku terus menatap tembok yang sama di tempat asalku lahir ke dunia, ternyata Tuhan justru mengizinkanku untuk melihat tempat-tempat yang lebih jauh lagi. Menatap beragam wajah baru yang kutemui di detik-detik usiaku genap 21 tahun kala itu. Aku juga tidak pernah membayangkan, apa jadinya bila seorang remaja peralihan sepertiku terus terjebak di pemikiran-pemikiran lama itu, terus-menerus terhenti di beberapa kenangan, beberapa kegagalan, dan beberapa permasalahan yang tidak kunjung kuikhlaskan.
Aku pun semakin kemari semakin kagum pada cerita karangan-Nya, begitu indah di mataku apabila ditelisik kembali satu per-satu, semua rentetan peristiwa yang terjadi belakangan. Meskipun ke depan bukan tidak mungkin dibayang-bayangi hambatan, tetapi nyatanya, aku masih berdiri di titik ini dengan senyuman berharap apa-apa yang terjadi akan menuntunku pada keindahan-keindahan lainnya milik Tuhan. Kalau boleh aku memeluk Tuhan, mencium tanganNya, kemudian berkata, "Tuhan, terimakasih karena telah membuat ceritaku seindah ini, mungkin memang tidak begitu indah bagi mereka yang tidak merasakannya, tapi bagiku, ini segala keindahanmu Tuhan".
Kalau ditanya bagaimana kalau hidup berakhir beberapa tahun lagi, sepertinya aku pun tidak keberatan. Meskipun usiaku menjejakkan diri dalam kehidupan belum sepanjang usia orang-orang kebanyakan, tapi nyatanya Tuhan telah mengizinkanku memiliki cerita singkat yang begitu indah. Bahkan, kalau ternyata hidupku sampai besok pun, aku tidak akan menyesali apa-apa yang sudah terjadi di hidupku Tuhan. Ini sudah sangat luar biasa, sungguh.
Tertanda,
HambaMu Yang Paling Mencintai-Mu
Komentar
Posting Komentar